sumber http://guru-ipa-pati.blogspot.com/2010/08/pola-pembinaan-olimpiade-sains-bidang.html
Pola Pembinaan Olimpiade Sains Bidang IPA di Sekolah Dasar Menuju Olimpiade Sains Nasional
A.Seputar Olimpiade Sains Nasional
Pada era globalisasi ini perkembangan tekonologi semakin pesat, mau tidak mau kita harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia diberbagai bidang. Untuk meningkatkan sumber daya manusia salah satunya adalah di bidang pendidikan. Dengan kata lain untuk mempersiapkan era global kita harus memiliki pendidikan dengan mutu yang baik, sehingga bidang pendidikan ini harus kita tingkatkan terus menerus mutunya.
Pada era globalisasi ini perkembangan tekonologi semakin pesat, mau tidak mau kita harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia diberbagai bidang. Untuk meningkatkan sumber daya manusia salah satunya adalah di bidang pendidikan. Dengan kata lain untuk mempersiapkan era global kita harus memiliki pendidikan dengan mutu yang baik, sehingga bidang pendidikan ini harus kita tingkatkan terus menerus mutunya.
Salah
satu cara untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan dengan
diadakanya OSN. Hal ini dikatakan dalam buku panduan OSN 2009 bidang IPA
oleh direktorat pendidikan TK dan SD dalam petunjuk teknisnya yang
mengatakan bahwa :
1. Tujuan umum
Secara umum Olimpiade Sains Nasional di tingkat SD/MI bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD/MI secara komprehensif melalui menumbuh kembangkan budaya belajar, kreativitas, dan motivasi meraih prestasi melalui kompetisi yang sehat serta menjunjung tinggi nilai- nilai sportifitas
Secara umum Olimpiade Sains Nasional di tingkat SD/MI bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di SD/MI secara komprehensif melalui menumbuh kembangkan budaya belajar, kreativitas, dan motivasi meraih prestasi melalui kompetisi yang sehat serta menjunjung tinggi nilai- nilai sportifitas
2. Tujuan khusus:
1)Menyediakan wahana bagi siswa SD/MI untuk mengembangkan bakat dan minatnya di bidang IPA agar dapat berkreasi serta unjuk karya sesuai dengan kemampuaanya
2)Memotivasi siswa agar selalu meningkatkan kemampuan intelektual, emosional, spiritual berdasarkan norma-norma yang sehat sehingga dapat memacu kemampuan berfikir nalar.
3)Menjaring bibit unggul dan berprestasi sebagai calon peserta nasional International Mathemathics and science Olimpiad (IMSO)”
1)Menyediakan wahana bagi siswa SD/MI untuk mengembangkan bakat dan minatnya di bidang IPA agar dapat berkreasi serta unjuk karya sesuai dengan kemampuaanya
2)Memotivasi siswa agar selalu meningkatkan kemampuan intelektual, emosional, spiritual berdasarkan norma-norma yang sehat sehingga dapat memacu kemampuan berfikir nalar.
3)Menjaring bibit unggul dan berprestasi sebagai calon peserta nasional International Mathemathics and science Olimpiad (IMSO)”
Selain
memuat tujun OSN dalam buku teknis petunjuk OSN dikatakan bahwa OSN
sistem penjaringan dilakukan berjenjang dari tingkat kecamatan,
kabupaten, propinsi setelah lolos seleksi di tingkat propinsi siswa
berhak maju ke tingkat nasional. Untuk materi tes OSN dikatakan dalam
buku tersebut untuk bidang IPA adalah materi IPA kelas IV dan V dan soal
berbahasa inggris serta soal percobaan IPA. Soal-soal dari tingkat
kabupaten/kota dan propinsi ini di buat daerah dengan rambu-rambu yang
ditentukan oleh pusat. Selanjutnya peserta yang telah lolos provinsi
mendapat pembinaan dari propinsi masing-masing. Untuk propinsi DIY
biasanya diadakan kerjasama antara Dinas Pendidikan dan Perguruan Tinggi
di provinsi DIY, seperti UGM, UNY, UII hal ini dikatakan oleh Kabid
Dikmen Dinas Pendidikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, M.
Sudaryanta (http://dikmenum.go.id).
Dalam
ajang OSN di tingkat nasional peserta mengikuti serangkaian kegiatan
tes, baik teori maupun eksperimen. Dalam mengikuti tes olimpiade ini
kadang siswa medapatkan kesulitan dalam mengerjakan soal seperti yang
dikatakan Rajali Rasyid, (2006:1) dalam makalahnya, beliau mengatakan
bahwa masih banyak siswa yang kesulitan soal olimpiade hal ini
dikarenakan ada kesenjangan antara pengalaman yang mereka miliki dengan
tingkat kesulitan soal. Kesulitan lain yang biasa dialami siswa juga
dalam menjawab soal-soal bahasa inggris seperti pernah dikatakan oleh
murid saya Hanani Kusma Sari yang pernah ikut pembinaan Olimipiade Jalur
B di Jakarta selama 3 periode, kadang ada kosokata yang tidak
dimengerti sehingga harus mencari dari kamus. Selain kesulitan di atas
waktu juga kadang menjadi kendala para peserta tes sebagai contoh dalam
pelaksanan OSN 2006 di Jawa Tengah dalam soal teori ada jumlah soal 63
peserta hanya di berikan kesempatan mengerjakan soal dalam waktu 60
menit dengan berbagai jenis soal sehingga dari hal ini dibutuhkan
keahlian atau teknik untuk mengerjakan soal (harian kompas : 8 september
2006). Dari beberapa hal di atas maka diperlukan upaya pembinaan sejak
dini untuk mempersiapkan anak didik dalam menghadapi ajang olimpiade
baik itu dari sekolah maupun dari daerah. Sesuai dengan ungkapan Rajali
Rasyid (2006 :2) bahwa faktor kesiapan dan iklim kompetisi dalam ajang
olimpiade dapat diatas dengan penjaringan dan pembinaan sedini mungkin
dan melakukan pembinaan baik itu pada siswa maupun guru.
Setelah
mendapatkan pembinaan diharapkan mendapatkan prestasi di ajang OSN.
Peserta dalam OSN yang berprestasi akan mendapat medali yang terdiri
dari tiga medali yaitu medali emas, perak dan perunggu. Dengan penentuan
pemenang dilakukan berdasarkan hasil jawaban siswa dengan teknik
penilaian yang telah ditetapkan dalam forum moderasi. Bagi peserta yang
terbaik teori dan ekperimen akan mendapatkan piala the best theoritical
test dan the best pratical test.
Selain mendapatkan medali dan penghargaan di atas kadang di daerah-daerah tertentu mendapatkan uang pembinaan baik itu di tingkat kabupaten, propinsi, nasional, maupun internasional. Bahkan untuk daerah-daerah tertentu anak yang mendapatkan medali emas akan mendapatkan bonus-bonus tambahan seperti, provinsi DIY juga memberikan penghargaan bagi pemenang di bidang lomba apa pun dan disemua jenjang. Penghargaan ini langsung diberikan oleh gubernur di akhir tahun hal ini dikatakan oleh M. Sudaryanta yang di kutip dari http://dikmenum.go.id. Ada juga yang memberikan biasiswa karena pernah mendapatkan medali emas OSN seperti murid saya atas nama Alwi Herfian Satriatama yang pernah mendapatkan biasiswa di sekolah Internasional di wilayah Semarang yang jika diuangkan biasiswanya mencapai puluhan juta rupiah.
Selain mendapatkan medali dan penghargaan di atas kadang di daerah-daerah tertentu mendapatkan uang pembinaan baik itu di tingkat kabupaten, propinsi, nasional, maupun internasional. Bahkan untuk daerah-daerah tertentu anak yang mendapatkan medali emas akan mendapatkan bonus-bonus tambahan seperti, provinsi DIY juga memberikan penghargaan bagi pemenang di bidang lomba apa pun dan disemua jenjang. Penghargaan ini langsung diberikan oleh gubernur di akhir tahun hal ini dikatakan oleh M. Sudaryanta yang di kutip dari http://dikmenum.go.id. Ada juga yang memberikan biasiswa karena pernah mendapatkan medali emas OSN seperti murid saya atas nama Alwi Herfian Satriatama yang pernah mendapatkan biasiswa di sekolah Internasional di wilayah Semarang yang jika diuangkan biasiswanya mencapai puluhan juta rupiah.
Dengan
anak didiknya mendapatkan prestasi seperti di atas tentunya akan
membuat bangga gurunya dan secara otomatis membawa nama harum sekolah,
maka dari itu sekolah harus menyiapkan benar-benar anak didiknya,
seperti sekolah saya raih yaitu pernah mendapatkan medali emas di ajang
nasional dua kali yaitu tahun 2005 dan 2006 dan pernah juga mendapatkan
The best practical test dan the best teoritical test atas nama Abdullah
Syafiq Ediyanto dalam bidang IPA, bahkan sejak tahun 2005 hampir setiap
tahun dapat menjadi peserta OSN kecuali tahun 2007. Untuk mengetahui
prestasi-prestasi sekolah saya yang sangat banyak dibidang olimpiade
sains bisa berkunjung ke situs http://sdmuhcc-yogya.sch.id di link
prestasi sekolah.
Dari
semua di atas maka akan timbul banyak pertanyaan misalnya bagaimana
peran pemerintah daerah dalam rangka membantu sekolah dalam pembinaan
OSN di daerahnya? Apa saja kesulitan di alami sekolah atau daerah dalam
membina peserta menuju ajang OSN? atau bagaimana pola pembinaan yang
dapat kita lakukan agar siswa kita dapat meraih sukses di OSN?
Pertanyaan terkahir ini yang kita akan bahas, mengapa karena akan dapat
menjadi salah satu referensi atau wawasan bagi sekolah yang akan
mengembangkan OSN di sekolahnya.
B.Pola Pembinaan Olimpiade Sains
Dengan melihat gambaran seputar OSN di atas maka di sini akan saya bahas mengenai pola pembinaan OSN di sekolah, hal ini didasarkan atas pengalaman saya dalam pembinaan OSN bidang IPA SD di sekolah, kumpulan informasi ketika saya mengikuti pelatihan atau seminar tentang olimpiade dari pakar yang telah membina di tingkat nasional mupun internasional atau sharing pendapat dari teman pembina dari daerah lain saat mendampingi anak mengikuti OSN.
Dengan melihat gambaran seputar OSN di atas maka di sini akan saya bahas mengenai pola pembinaan OSN di sekolah, hal ini didasarkan atas pengalaman saya dalam pembinaan OSN bidang IPA SD di sekolah, kumpulan informasi ketika saya mengikuti pelatihan atau seminar tentang olimpiade dari pakar yang telah membina di tingkat nasional mupun internasional atau sharing pendapat dari teman pembina dari daerah lain saat mendampingi anak mengikuti OSN.
Dalam
pola pembinaan olimpiade sains ini tentunya diperlukan manajemen khusus
agar mendapatkan hasil yang terbaik. Mengapa meanjemen, hal ini
diungkap oleh Mulyasa, E (2006:20) dalam buku manajemen berbasis
sekolah, di sana diungkapkan bahwa dalam manajemen diperlukan empat
fungsi yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pembinaan.
Diungkapkan pula bahwa keempat fungsi itu harus berjalan kesenambungan.
Dari
atas maka kita perlu merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan
membinanya. Pola pembinaan olimpiade sains disekolah saya juga bisa
mengadopsi hal ini. Sehingga pola pembinaan OSN disekolah antara lain
adalah perlunya perencanaan pembinaan OSN di tingkat sekolah,
pelaksanaan pembinaan olimpiade sains, dan pengawasan serta evaluasi
pembinaan OSN disekolah.
1.Perencanaan Pembinaan Olimpiade sains di Sekolah
Tahap pertama yaitu tahap pembinaan yang meliputi, pembentukan tim pembina olimpiade dengan satu koordinator yang bisa diusahakan dari guru sekolah tersebut yang tentunya guru yang sudah mempunyai bekal pelatihan dalam membina olimpiade. Pelatihan pembianan olimpiade ini dapat diperoleh dari seminar-seminar dari pakarnya, sebagai contoh di sekolah saya sering diadakan seminar dalam Jaringan Sekolah Muhamadiyah (JSM) dengan mengundang pakarnya seperti Rajali Rasyid yang menjadi pelatih IMSO SD tingkat nasional atau mengikuti pelatihan dengan tim pembina dari UGM. Namun dalam pembinaan pertama apabila guru belum mampu bisa dipadukan dengan pembina dari luar sekolah yang dianggap mampu.
Tahap pertama yaitu tahap pembinaan yang meliputi, pembentukan tim pembina olimpiade dengan satu koordinator yang bisa diusahakan dari guru sekolah tersebut yang tentunya guru yang sudah mempunyai bekal pelatihan dalam membina olimpiade. Pelatihan pembianan olimpiade ini dapat diperoleh dari seminar-seminar dari pakarnya, sebagai contoh di sekolah saya sering diadakan seminar dalam Jaringan Sekolah Muhamadiyah (JSM) dengan mengundang pakarnya seperti Rajali Rasyid yang menjadi pelatih IMSO SD tingkat nasional atau mengikuti pelatihan dengan tim pembina dari UGM. Namun dalam pembinaan pertama apabila guru belum mampu bisa dipadukan dengan pembina dari luar sekolah yang dianggap mampu.
Persiapan
sarana dan prasarana pembinaan seperti buku-buku penunjang dan buku
standar olimpiade juga perlu, hal ini karena soal-soal olimpiade
standarnya lebih tinggi dibanding dengan soal pelajaran di sekolah. Buku
standar olimpiade ini bisa diperoleh dari peserta yang pernah mengikuti
OSN tahun lalu, dari pembina OSN atau soal yang ada di pasaran. Seperti
waktu itu ketika belum ada buku olimpiade IPA di pasaran pada tahun
2005 saya meminjam dari pembina OSN dari UGM. Buku dengan teks yang
berbahasa inggris diperlukan juga, hal ini karena memang dalam OSN ada
beberapa materi yang menggunakan bahasa inggris saat tes. Pada waktu itu
saya mendapatkan buku-buku singapura dari bapak Wirworo pelatih
olimpiade SMP 8 Yogyakarta. Selain itu diperlukan buku-buku ensiklopedia
dan buku-buku eksperimen karena di sana banyak materi yang tidak di
dapatkan dari buku pelajaran biasa misalnya kamus visual, ensiklopedi
sains yang banyak tersedia di pasaran.
Media
audio visual dan alat praktek yang mendukung pembinaan olimpiade juga
perlu diusahakan hal ini dikarenakan untuk memudahkan siswa dalam
mempelajari materi abstrak atau mungkin materi yang kita tidak memiliki
alat praktek. Hal saya pernah lakukan dengan menggunakan CD pembelajaran
atau sofware pendukung misalnya encarta premium atau encarta kids. Pada
waktu itu saya menggunakan CD pembelajaran pratikum dari buatan KPM
yang di dapat saat mengikuti pelatihan olimpiade, dan CD pembelajaran
interaktif lain yang ada di sekolah.
Pembagian
materi-materi yang akan disampaikan harus rencanakan hal ini sebagai
arahan untuk membina dan membantu mengetahui materi-materi mana yang
sering keluar di tes OSN. Pembagian materi disesuaikan dengan kemampuan
pembina di sekolah. Sebagai contoh saya lebih menguasai fisika maka saya
banyak mengajari materi fisika. Selain hal ini diperlukan juga jadwal
pembinaan khusus diluar jam pelajaran sehingga membantu siswa untuk
secara khusus mempelajari materi olimpiade tanpa mengganggu aktivitas
kegiatan belajar mengajar pada umumnya.
Melakukan
proses penyeleksian siswa yang dianggap memiliki kemampuan menurut saya
merupakan hal yang sangat penting pada tahap ini. Berdasarkan
pengalaman saya penyeleksian dapat dilakukan dengan cara memilih anak
yang memiliki kemampuan dengan syarat-syarat seperti di bawah ini,
walaupun hal ini tidak mutlak penentuanya, syarat itu antara lain :
a)memiliki kemampuan IPA diatas rata-rata dan senang dengan pelajaran IPA
b)memiliki kemampuan logika dan daya nalar yang bagus
c)memiliki ketekunan dan sifat kerja keras yang kuat
d)memiliki sifat rajin membaca dan sifat keingintahuan yang tinggi
e)memiliki sifat emosional dan spiritual yang baik.
b)memiliki kemampuan logika dan daya nalar yang bagus
c)memiliki ketekunan dan sifat kerja keras yang kuat
d)memiliki sifat rajin membaca dan sifat keingintahuan yang tinggi
e)memiliki sifat emosional dan spiritual yang baik.
Peserta
yang mengikuti seleksi olimpiade ini adalah sejak mulai kelas IV yang
terdiri dari beberapa murid selanjutnya diadakan penjaringan dengan tes
tertulis dan lesan serta dengan melihat kriteria sikap seperti di atas,
selain itu juga bisa memilih dengan mengetahui nilai saat anak itu
mengikuti lomba yang sejenis misalnya saya memilih Muhammad Syafiq
Ediyanto karena memang pernah menjadi juara di tingkat propinsi pada
lomba IPA pada waktu kelas IV awal.
Dari
semua itu yang tidak kalah penting adalah pendanaan untuk menuju OSN.
Sehingga diperlukan anggaran secara khusus untuk lomba, misalnya
anggaran pengadaan buku standar olimpiade, anggaran pembinaan untuk
proses pembinaan, atau anggaran saat pendampingan lomba yang membutuhkan
biaya tidak sedikit misalnya biaya transportasi dan akomodasi lomba
pendamping lomba. Ataupun bonus bagi peserta yang lolos OSN dan
pembinaanya untuk menambah motivasi dalam pelaksanaan OSN.
2.Proses Pembinaan Olimpiade Sains
Proses pembinaan OSN ini materinya meliputi pembinaan teori dan eksperimen yang pada awalnya dilakukan diluar pelajaran sekolah, sehingga tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Materi pembinaan dimulai dengan materi kelas IV dan dilanjutkan dengan materi kelas V dan VI. Jadi pada waktu kelas IV akhir atau V awal siswa diharapkan sudah mampu mengausai materi SD secara tuntas. Setelah tuntas materi SD materi dikembangkan menuju materi-materi SMP yang esensial. Hal ini kami lakukan berdasarkan pengalaman saya ketika mengantarkan pembinaan olimpiade sains nasional jalur B di Jakarta yang saya melihat materinya memang sudah sampai tingkat SMP misalnya tentang biologi sudah mempelajari tentang osmosis.
Proses pembinaan OSN ini materinya meliputi pembinaan teori dan eksperimen yang pada awalnya dilakukan diluar pelajaran sekolah, sehingga tidak mengganggu proses kegiatan belajar mengajar. Materi pembinaan dimulai dengan materi kelas IV dan dilanjutkan dengan materi kelas V dan VI. Jadi pada waktu kelas IV akhir atau V awal siswa diharapkan sudah mampu mengausai materi SD secara tuntas. Setelah tuntas materi SD materi dikembangkan menuju materi-materi SMP yang esensial. Hal ini kami lakukan berdasarkan pengalaman saya ketika mengantarkan pembinaan olimpiade sains nasional jalur B di Jakarta yang saya melihat materinya memang sudah sampai tingkat SMP misalnya tentang biologi sudah mempelajari tentang osmosis.
Setelah
itu semua tuntas baru dikembangkan dengan materi standar olimpiade
dengan mengerjakan soal-soal latihan dan pembahsanya, namun kadang dalam
pelaksanaan dapat berjalan seiring antara materi SMP dengan variasi
soal olimpiade. Materi pembinaan juga dikenalkan dengan pembinaan dengan
soal-soal bahasa inggris dari buku singapura dan soal-soal
eksperimen-eksperimen sederhana yang saya cari dari perpustakaan di
Natsuko Sihoya dekat rumah saya selain dengan CD-CD pembelajaran di
sekolah.
Bentuk
pelaksaaan pembinaan biasanya diawal dalam bentuk klasikal dan namun di
akhir dalam bentuk individual. Pembinaan klasikal dilakukan saat siswa
masih dalam kelompok besar setelah itu dilakukan penjaringan ulang
secara bertahap dengan tes soal-soal standar olimpiade dan selanjutnya
dipilih siswa yang mengikuti lomba olimpiade sains. Pembinaan klasikal
dilakukan untuk menyiapkan anak pada berbagai event lomba sejenis
misalnya olimpiade kwark, atau olimpiade JSM. Pembinaan individual
dilaksanakan menjelang lomba, hal ini digunakan untuk memberi pemantapan
materi biasanya waktunya bersamaan dengan pembinaan yang dilakukan
dengan propinsi atau sebelumnya. Pada saat peserta melakukan pembinaan
di propinsi biasanya anak sudah tidak mengikuti pelajaran yang lain dan
terfokus pada materi OSN, walau dalam pelaksanaanya kadang anak diberi
kesempatan masuk kelas untuk menghindari kejenuhan.
Selain
Pembinaan teori dan eksperimen kami juga mengadakan pembinaan mental
dan spiritual sesuai dengn tujuan olimpiade ini. Dalam pelaksanaanya
tidak ada jadwal khusus namun terintegrasi waktu pembinaan melalui
pendekatan personal misalnya :
a)bercerita tentang seorang tokoh atau anak yang suskses dan cara menempuhnya.
b)memberikan motivasi dengan hadiah atau penghargaan jika menjadi juara OSN.
c)memberikan kesiapan mental ketika menang dan kalah saat lomba
d)menyadarkan untuk beribadah dengan rajin atau misalnya mengingatkan untuk sholat tahajut, meminta pertolongan Allah dengan doa, dll
e)mengajari adap sopan santun ketika lomba dan pembinaan olimpiade
f)menumbuhkan rasa percaya diri, kompetitif dan sikap sportif
b)memberikan motivasi dengan hadiah atau penghargaan jika menjadi juara OSN.
c)memberikan kesiapan mental ketika menang dan kalah saat lomba
d)menyadarkan untuk beribadah dengan rajin atau misalnya mengingatkan untuk sholat tahajut, meminta pertolongan Allah dengan doa, dll
e)mengajari adap sopan santun ketika lomba dan pembinaan olimpiade
f)menumbuhkan rasa percaya diri, kompetitif dan sikap sportif
Untuk
membantu pembinaan di sekolah kita juga meminta bantuan orang tua untuk
melakukan pembinaan, semampu mereka misalnya ibunya Alwi Hervian ini
adalah guru yang bisa bahasa Inggris sehingga dapat membantu
menterjemahkan soal bahasa inggris. Selain itu juga membantu penyediaan
buku-buku seperti yang dilakukan Bapak Abdullah syafiq pada waktu itu
ikut mencarikan buku-buku standar olimpiade. Dalam pelaksanaanya
pembinaan oleh orang tua lebih banyak difokuskan pada pembinaan mental
dan spiritual di rumah. Pembinaan dengan luar juga pernah kami lakukan,
pada waktu pertama kali membina kita yaitu dengan dosen UGM fakultas
MIPA beberapa pertemuan, namun karena di rasa membutuhkan biaya yang
cukup maka pada tahun selanjutnya kita lakukan sendiri untuk penguatan
pembinaan dari propinsi.
Selain
pembinaan di atas diperlukan juga pembinaan teknis perlombaan,
pembinaan ini berisi pembinaan tentang bagaimana teknis penyelenggaraan
OSN dari mulai penjaringan sampai ajang pelaksaan OSN, bagaimana bentuk
soal tes atau materi tes, bagaimana trik dan tip cara-cara mengerjakan
soal baik itu soal teori soal eksperimen, miusalnya ketika menjawab soal
yang sulit diungkapkan dengan kata-kata bisa digunakan dalam bentuk
bagan, gambar atau diagram. Selain itu atau peraturan-aturan tentang
kompetisi OSN juga penting untuk menjadi bahan persiapan menuju OSN.
3.Pengawasan dan Evaluasi Pembinaan Olimpiade Sains
Pengawasan dan evaluasi dilakukan mulai dari perencanaan, proses pembinaan dan pelaksanaan OSN. Model pengawasan ini memang sifatnya tidak terjadwal, penawasan dilakukan dengan mengamati apa yang terjadi saat persiapan, proses pembinaan dan pelaksaan OSN misalnya bagaimana pola penyeleksian yang dilakukan atau melihat bagaimana proses anak peserta olimpiade dalam pembinaan yang ada di propinsi.
Pengawasan dan evaluasi dilakukan mulai dari perencanaan, proses pembinaan dan pelaksanaan OSN. Model pengawasan ini memang sifatnya tidak terjadwal, penawasan dilakukan dengan mengamati apa yang terjadi saat persiapan, proses pembinaan dan pelaksaan OSN misalnya bagaimana pola penyeleksian yang dilakukan atau melihat bagaimana proses anak peserta olimpiade dalam pembinaan yang ada di propinsi.
Dalam
ajang OSN perlu juga pengawasan dalam bentuk pendampingan, Walaupun
untuk SD pendampingan resmi sudah dilakukan oleh TIM pembina dari
propinsi lebih baiknya dari sekolah ikut mendampingi peserta apabila
perlu orang tua. Hal ini dilakukan dengan anggapan secara psikis dan
emosional sangat membantu anak karena mereka masih anak-anak. Hal ini
selalu kami lakukan walaupun dengan biaya yang cukup besar. Pendampingan
siswa saat OSN selain untuk memberikan suport juga memberikan bantuan
ketika anak mengalami gangguan baik itu fisik maupun mental. Seperti
saat olimpiade 2005 dan 2006 murid saya yang mengikuti lomba sakit saat
mau tes ke-2 kita bisa memberikan suport secara mental dengan memberi
penenangan dan semangat lomba.
Pengawasan
juga dilakukan oleh sekolah yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah
dengan koordinasi dengan koordinator pimbina OSN, sehingga ketika ada
permasalahan dalam hal pembinaan sekolah dapat segera diatasi.
Koordinasi ini penting seperti dikatakan oleh Mulyasa, E (2006:135)
beliau mengungkapkan dengan koordinasi selaras antara guru dan kepala
sekolah akan mewujudkan tujuan secara optimal.
Pengawasan
dari orang tua di rumah dalam memantau belajar dan sikap juga membantu
pembinaan lebih maksimal yang selanjutnya mengkomunikasikan dengan
sekolah melalui tim pembina. Seperti yang sering kami lakukan walau
hanya dengan komunikasi melalui sms namun itu sangat membantu kami
sebagai tim pembina.
Setelah
dilakukan pengawasan selanjutnya perlu evaluasi baik itu dilakukan oleh
tim pembina maupun oleh sekolah. Misalnya ketika ada guru pembina
kurang termotivasi dalam membina maka seorang kepala sekolah selalu
memberikan semangat kepada guru-guru, seperti yang dilakukan oleh kepala
sekolah saya Achmad Solikin, S.Ag yang tahun 2009 menyandang kepala
sekolah yang berprestasi tingkat nasional, beliau sering memberikan
motivasi kepada guru-gurunya, yang paling saya ingat motivasinya adalah “
mengajar adalah salah satu bentuk ibadah” dan potongan ayat Al-quran
yang sering beliau baca ketika rapat koordinasi hari Jum’at yang kurang
lebih artinya “banyaklah bersyukur karena dengan bersyukur akan ditambah
nikmatnya”.
C.Penutup
Pola pembinaan olimpiade sains di sekolah dasar menuju OSN di atas pada dasarnya adalah adanya persiapan yang memadai dan disusun dengan terencana sebelum pembinaan olimpiade, pelaksanaan pembinaan yang dilaksanakan dengan baik dan terkoordinasi dan perlunya adanya pengawasan dan evaluasi baik itu sejak dimulai pembinaan sampai ajang pembinaan OSN dari guru, sekolah atau komponen yang terkait. Dari gambaran di atas kita juga melihat bahwa kesusksesan pembinaan olimpiade tersebut tidak hanya semata-mata karena pelaksanan pembinaan olimpiade tetapi banyak faktor dari sumber daya manusia baik itu anak atau pembina olimpiade, manajemen sekolah, serta dukungan moral dan sipitual dari seluruh komponen pendidikan misalnya dinas pendidikan, pemda daerah, dan lembaga lain yang berkompeten.
Pola pembinaan olimpiade sains di sekolah dasar menuju OSN di atas pada dasarnya adalah adanya persiapan yang memadai dan disusun dengan terencana sebelum pembinaan olimpiade, pelaksanaan pembinaan yang dilaksanakan dengan baik dan terkoordinasi dan perlunya adanya pengawasan dan evaluasi baik itu sejak dimulai pembinaan sampai ajang pembinaan OSN dari guru, sekolah atau komponen yang terkait. Dari gambaran di atas kita juga melihat bahwa kesusksesan pembinaan olimpiade tersebut tidak hanya semata-mata karena pelaksanan pembinaan olimpiade tetapi banyak faktor dari sumber daya manusia baik itu anak atau pembina olimpiade, manajemen sekolah, serta dukungan moral dan sipitual dari seluruh komponen pendidikan misalnya dinas pendidikan, pemda daerah, dan lembaga lain yang berkompeten.
Walau
kondisi masing-masing sekolah dan wali murid tidak sama baik itu
dilihat dari sumber daya manusia, manajemen sekolah atau kemampuan
finansialnya, namun tidak ada salahnya apabila pola pembinaan di atas
dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau model bagi sekolah lain
yang akan mendakan pembinaan olimpiade di sekolah.
Sebagi
penutup tulisan ini akan saya beri gambaran anak dari keluarga biasa
saja dapat menjadi yang terbaik dalam ajang OSN. Yang pertama adalah
Mukhtar Amin yang meraih The Best Overall, The Best Theory ternyata
bapaknya adalah seorang pekerja bengkel dan Sosok Azzis Adi Suyono (17)
yang meraih penghargaan The Best Absolute karena mampu meraih dua gelar
sekaligus, yakni The Best Theory dan The Best Experiment untuk mata
pelajaran Fisika, ternyata harus mengayuh sepeda setiap hari untuk pergi
ke sekolah. Tak hanya itu, sulung dari dua bersaudara yang tinggal di
Desa Kutawaru, Cilacap Tengah itu harus menaiki perahu untuk bisa
mencapai sekolahnya, sebab dia harus menyeberang sungai untuk mencapai
sekolah. Azziz juga mendapatkan penghargaan Satyalencana Wirakarya dari
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang diterimanya di Hotel Sahid
Jakarta. Penghargaan Presiden itu terkait dengan prestasinya meraih
medali emas dalam ajang Internasional Junior Science Olympiad pada
Desember 2004 lalu di Jakarta (http://www.suaramerdeka.com). Begitu juga
dengan Tri Ahmad Irvan peraih medali emas The Best Experiment tahun
2005 Ayahnya hanyalah seorang buruh tani yang tidak memiliki lahan
sendiri. Hidupnya sangat bergantung pada orang-orang kaya pemilik lahan
sawah untuk dia olah (http://www.suarakarya-online.com).
Daftar pustaka
Depdiknas. 2008. Olimpiade Sains Nasional Tingkat SD/MI. Jakarta : Depdiknas
Rajali Rasyis. 2006. Pembinaan Olimpiade sains Binaan IPA Tingkat Sekolah Dasar. Jakarta : Tim Pembina IMSO (makalah)
Kompas. 2006. Harian Kompas Edisi : Jum’at 8 September 2006. Jakarta (Media Masa)
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosdhakarya
Rinda. 2008.Workshop Pengembang Jaringan Kerja Pembinaan Olimpiade dan lomba-lombakeilmuan.http://dikmenum.go.id/berita/workshop_pengembangan_jaringan_kerja_pembinaan_olimpiade_dan_lomba_lomba_keilmuan (tanggal 9 Januari 2010)
_________.2009. Prestasi SD Muhamadiyah Condongcatur Tingkaat Nasional dan Internasional . http://sdmuhcc-yogya.sch.id/index.php?pilih=hal&id=5 (tanggal 11 Januari 2010)
Widodo Prasetyo. 2006. Anak Pintar, Peraih Medali OSN dari Jateng Sederhana, Ulet, Lalu Jadi yang Terbaik. http://www.suaramerdeka.com/harian/0609/10/nas05.htm l (8 Januari 2010)
Pudyo Saptono, 2009. Anak Petani Gurem Rebut Emas Olimpiade Sains Nasional. http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=241138 (9 Januari 2010)
Depdiknas. 2008. Olimpiade Sains Nasional Tingkat SD/MI. Jakarta : Depdiknas
Rajali Rasyis. 2006. Pembinaan Olimpiade sains Binaan IPA Tingkat Sekolah Dasar. Jakarta : Tim Pembina IMSO (makalah)
Kompas. 2006. Harian Kompas Edisi : Jum’at 8 September 2006. Jakarta (Media Masa)
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosdhakarya
Rinda. 2008.Workshop Pengembang Jaringan Kerja Pembinaan Olimpiade dan lomba-lombakeilmuan.http://dikmenum.go.id/berita/workshop_pengembangan_jaringan_kerja_pembinaan_olimpiade_dan_lomba_lomba_keilmuan (tanggal 9 Januari 2010)
_________.2009. Prestasi SD Muhamadiyah Condongcatur Tingkaat Nasional dan Internasional . http://sdmuhcc-yogya.sch.id/index.php?pilih=hal&id=5 (tanggal 11 Januari 2010)
Widodo Prasetyo. 2006. Anak Pintar, Peraih Medali OSN dari Jateng Sederhana, Ulet, Lalu Jadi yang Terbaik. http://www.suaramerdeka.com/harian/0609/10/nas05.htm l (8 Januari 2010)
Pudyo Saptono, 2009. Anak Petani Gurem Rebut Emas Olimpiade Sains Nasional. http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=241138 (9 Januari 2010)
Biodata Penulis
Nama : Slamet Widiantoro, S.Pd
Tempat /Tanggal lahir : Sleman, 31 Juli 1977
Nama : Slamet Widiantoro, S.Pd
Tempat /Tanggal lahir : Sleman, 31 Juli 1977
sumber http://geotele.blogspot.com/2010/02/tips-dan-trik-bisa-lolos-ke-osn-dan.html
Tips dan Trik bisa lolos ke OSN dan IESO(Internasional EarthScience Olympiad)
OK, to the poit ajalah. Sebagai alumni Peserta OSN dan IESO, Saya akan sedikit mengasih tips dan trik supaya bisa lolos ke OSN dan ke IESO. Ini sedikit tipsnya semoga bermanfaat:
- Pilih mapel yang kamu sukai dan kamu merasa bisa, mapel untuk OSN sendiri ada 8. Pilihlah yang paling kamu suka. Missal saya memilih kebumian/geosains
- Setelah menentukan pilihan, persiapkan lah sejak dini untuk OSK(olimpiade sains kabupaten). OSK sendiri biasanya dilaksanakan sekitar bulan April tiap tahunnya. Jadi kamu bisa mempersiapkan sejak masuk tahun ajaran baru. Missal kamu masih kelas 1 SMA, kamu bisa mulai belajar sejak bulan juli untuk menghadapi OSK.
- Cari cari silabus OSN dan cari materi yang relevan. Jangan hanya mengandalkan guru atau materi dari SMA. Materi OSN sudah di setting banyak di ambil dari materi kuliah. Jadi kamu harus cari materi ke kampus kampus sesuai yang ada di silabus. Contohnya untuk kebumian, materi mineralogy. Kamu tidak akan pernah bisa mendapatkan materi itu dari buku-buku SMA atau dari guru geografi kamu. Kamu harus mencari di universitas yang mempunyai jurusan geologi atau geofisika atau pertambangan.
- Setelah dapat mateeri yang relevan, kamu tinggal belajar aja yang rajin.
Ini tipsnya mengerjakan soal OSK, terutama kebumian:
Kebumian soal OSK terdiri dari 100 pilihan ganda, +1 untuk jawaban benar da -0,5 untuk jawaban yang salah. Jadi kamu harus hati hati mengerjakannya.
- Doa dulu sebelum mengerjakan
- Sebelum mengerjakan, yakinkan dulu di hati kamu kalo kamu bisa mengerjakan dan lolos. Karena bila kamu yakin, maka otak akan bisa bekerja secara optimal.
- Kerjakan pertama yang menurutkamu gampang.
- Kalau tidak bisa, kamu jangan coba-coba jawab. Lebih baik dilewati dulu.
- Cek kembali bila sudah selesai mengerjakan.
- Baca doa setelah selesai.
Bila kamu lolos OSK, ini saya kasih tipsnya untuk menghadapi OSP(olimpiade sains provinsi)
- Pertama kamu harus belajar lebih keras dari sebelum OSK. Karena apa??? Pada OSP ini system seleksinya sudah tidak berdasarkan quota seperti OSK, tapi berdasarkan passing grade secara nasional seluruh provinsi di Indonesia. Pada OSK, 3 teratas di setiap kabupaten lolos ke tingkat provinsi, tapi pada OSP sudah beda system. Missal passing grade nya 50, maka semua siswa peserta OSP dari seluruh provinsi di Indonesia yang nilainya lebih dari 50 akan lolos ke tingkat nasional. Hal ini membuat jumlah siswa yang lolos tingkat nasional jumlahnya antara provinsi satu dengan provinsi lain berbeda. Sebagai contoh, tahun 2008 jawa tengah dapat meloloskan 15 siswa kebumian ke tingkat nasional, jawa timur 13 siswa, jawa barat 8 siswa dan seterusnya.
- Kalau untuk kebumian, soal OSP sudah terdiri dari pilgan dan Essay jadi kamu harus benar2 lebih menguasai materi.
- Materi OSK,OSP,OSN masih berdasarkan silabus yang sama.
- System penilaiannya juga masih sama dengan osp, benar +1, salah -0,5. Sedang essay nya tergantung yang mengoreksi berkisar 0-8 point untuk setiap nomernya.
Setelah OSP, liat pengumumannya sekitar 3minggu sejak OSP di http://siswapsma.org
Bagi kamu yang kamu lolos OSP, biasanya akan ada pembinaan dari masing masing provinsi, tapi ada juga yang provinsinya tidak melakukan pembinaan. Sebagai contoh OSN 2008, saya Tanya temen-temen yang dari luar jawa. Katanya provinsinya tidak melakukan pembinaan.
Bagi yang provinsinya tidak melakukan pembinaan jangan berkecil hari dulu, kamu masih bisa mendapat medali di OSN nanti asal kamu mau berusaha lebih keras.
Tips tips untuk sukses di OSN sama seperti di atas karena system penilaian juga masih sama. Akan tetapi di OSN ada tes praktek. Jadi kamu harus mempersiapkan untuk itu. Sebagai contoh kebumian. OSN kebumian memiliki 2 tes praktek, praktek lab dan praktek di lapangan. Jadi kamu harus berlatih untuk keduanya missal nama dan jenis batuan, kamu harus bisa mbedain mana basalt mana andesit kalo liat secara langsung. Terus tentang bentang alam dan struktur geologi. sesar, lipatan, kekar yang ada di lapangan dan di buku sangatlah berbeda, saya sendiri pada awalnya bingung, tapi bila sering berlatih lama lama juga gampang. Kata dosen dan asisten saya pas di pelatnas, itu tergantung “JAM TERBANG”.
Sekian dulu tips menghadapi OSK, OSP, dan OSN. Nanti akan saya postingkan tips menghadapi pelatnas supaya bisa lolos ke IESO.
Semoga bermanfaat…
Salam…
sumber http://geotele.blogspot.com/2010/02/rangkaian-osk-osp-dan-osn.html
RANGKAIAN OSK, OSP, DAN OSN
Apa itu OSK??
Apa itu OSP??
Apa itu OSN??
Mungkin kata kata itu sudah lazim terdengar di Sekolah sekolah Kota yang
Top. Tapi tidak jarang juga ada sekolah2 yang mungkin bisa dibilang
tidak pernah tahu ketiga istilah itu, biasanya sekolah2 yang letaknya
tidak di kota alias agak pelosok, saya sendiri tahu istilah2 itu saat
kelas 2 SMA setelah mengikutinya.
Kembali lagi ke pengertian,
OSK, olimpiade Sains Kabupaten yang merupakan titik awal seleksi untuk
olimpiade sains tingkat nasional dan juga titik awal untuk pemilihan Tim
Olimpiade Indonesia yang akan dikirim di Olimpiade tingkat
Internasional seperti IESO, IMO, IChO, IPhO, IAO, IOI, IBO dan lain2.
OSK setiap tahun biasanya diadakan sekitar bulan April.
Bagi para peserta OSK yang menjadi juara 1-3 di setiap kabupaten akan
mengikuti OSP, Olimpiade Sains Provinsi. Ini merupakan kelanjutan dari
OSK. Akan tetapi ada sedikit perbedaan dengan OSK. Kalau OSK, 3 orang
teratas tiap maple di setiap kabupaten lolos ke tingkat provinsi.
Sedangkan OSP, system pelolosan berdasarkan passing grade nasional.
Missal maple kebumian, dari depdiknas passing grade nya 50, maka semua
peserta OSP dari seluruh provinsi di Indonesia yang mempunyai nilai
lebih dari 50 akan lolos ketingkat nasional, OSN. Hal ini membuat jumlah
peserta dari provinsi satu dengan yang lainnya akan berbeda.
Terus bagi peserta yang lolos OSP akan megikuti OSN dan OSN tempatnya tiap tahun berbeda beda. Btw, apa sih OSN itu??
OSN singkatan dari olimpiade sains nasional. Ini merupakan event paling
bergengsi untuk tingkat SD,SMP dan SMA. OSN sendiri mulai tahun 2008
terdiri dari 8 mapel yaitu
kimia,fisika,biologi,matematika,astronomi,computer, ekonomi dan
kebumian. OSN biasanya berlangsung sekitar 1 minggu. Dan penghargaan
dalam OSN adalah medali. 5 medali emas, 10 medali perak dan 15 medali
perunggu di setiap mapelnya. Selain itu pemenang juga akan mendapatkan
tabanas dari depdiknas.
Para peserta peraih medali tadi selanjutnya akan di panggil depdiknas
untuk dibina dan di seleksi untuk Tim Olimpiade Indonesia melalui
pelatnas tahap 1, pelatnas tahap2 dan pelatnas tahap 3. Bagi peserta
yang lolos sampai pelatnas tahap 3 akan mewakili Indonesia di ajang
olimpiade Intyernasional seperti yang saya tulis di atas seperti
IJSO(SMP), IESO, IPhO, IChO, IBO, IMO dan lain lain.
Sampai di sini dulu ya..
Mengenai pelatnas akan sya postingkan juga dengan rinci dan tips tips sukses di pelatnas..
Salam…
No comments:
Post a Comment